MUHASABAH
Saudaraku,
Metamorfosis merupakan proses pertumbuhan pada kupu-kupu yang padanya terjadinya perubahan struktur fisik dari seekor ulat, berubah menjadi kepompong sampai tumbuh dewasa menjadi kupu-kupu...
Begitulah perumpamaan bangsa ini dan bulan Ramadhan. Bangsa yang tengah dibelit berbagai persoalan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan ini membutuhkan metamorfosis pada bulan Ramadhan, untuk menjadi lebih baik. Seperti halnya metamorfosis kupu-kupu dari telur, kemudian ulat bulu yang menjijikkan, yang berproses dalam sebuah kepompong selama beberapa waktu, hingga setelah keluar menjadi kupu-kupu yang indah, begitupula seharusnya bangsa kita...
Saudaraku,
Bulan Ramadhan seharusnya dapat menjadi semacam bulan training centre (bulan pelatihan); bulan pendidikan ( syahrul tarbiyah). Maka, betapa bodohnya dan sangat meruginya jika bangsa ini melewati Ramadhan begitu saja, membuatnya menjadi sia-sia. Namun, jauh panggang dari api. Ramadhan oleh bangsa ini, diperingati sebatas seremonial, sementara kesempatan untuk bermetamorfosis menjadi lebih baik seringkali diabaikan...
Ibadah shaum Ramadhan sebulan penuh selalu diidentikan dengan metamorfosis kupu-kupu. Mengapa bisa begitu? Ini karena mekanisme ibadah puasa mempunyai efek dan hasil yang sama dengan metamofosis kupu-kupu. Tapi seperti apa sebenarnya metamorphosis binatang yang satu ini? Siapa tak suka kupu-kupu–minimal melihatnya? Makhluk ciptaan Allah Azza wa Jalla yang satu ini memang luar biasa indahnya. Selain itu juga, secara metamorfosis kupu-kupu benar-benar mengajarkan proses “puasa” yang sempurna kepada kita manusia, golongan yang berpikir.
Apa yang membikin kupu-kupu begitu anggun? Pernah mungkin terpikirkan, gerakannya lembut, dan sayapnya pun begitu indah? Coba bandingkan dengan binatang sejenis lainnya seperti lalat, kumbang, capung, dan lainnya yang terbangnya cenderung serampangan...
Saudaraku,
Kupu-kupu adalah hewan yang sangat indah dan menarik. Sayapnya yang berwarna-warni dengan motif yang sangat rapi serta kelincahannya terbang dari satu bunga ke bunga yang lain, menjadi daya tarik bagi setiap orang untuk mengagumi makhluk ini.
Kupu-kupu tak hadir begitu saja ke muka bumi, tapi melalui proses metaformosis dari binatang yang bernama ulat. Menyebut namanya, mungkin ada sebagian orang yang jijik, geli, takut, penyebab kulit gatal, perusak tanaman, dan sebagainya. Ia begitu identik dengan sifat yang tidak baik. Hampir tak ada orang yang mau menyentuhnya. Namun, ketika seekor ulat berubah menjadi kupu-kupu yang cantik dan indah, semua orang pun berusaha memilikinya dan bahkan mengaguminya. Mereka tak merasa takut dengan seekor kupu-kupu yang sesungguhnya berasal dari ulat...
Itulah kupu-kupu. Hewan yang indah dan menarik. Makanannya pun bahan pilihan, dan selalu membantu proses penyerbukan tanaman. Untuk menjadi kupu-kupu, ulat terlebih dahulu menjadi kepompong. Itulah sebuah metamorfosis, yang dalam bahasa manusianya sedang menjalani puasa, menjauhkan dari dari makan dan minum, menutup dirinya dari hiruk-pikuk dan pesona gemerlap kehidupan dunia. Ia begitu mirip dengan cara kita beriktikaf, yaitu merenung diri dan melakukan pertobatan, sehingga keluar menjadi kupu-kupu yang indah, disayang semua orang dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi...
Itulah barangkali gambaran puasa Ramadhan yang diharapkan oleh Allah Azza wa Jalla terhadap orang-orang yang beriman. Kita, umat manusia yang banyak berbuat salah dan dosa, hendaknya biasa belajar dari ulat dan mengubah diri menjadi manusia yang bertakwa dan disayang Allah Azza wa Jalla...
Tipe manusia yang disayang Allah Azza wa Jalla itu adalah; Pertama, orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati (tidak sombong) dan apabila orang jahil menyapa, mereka mengucapkan kata-kata yang baik,
وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan."
(QS. Al-Furqan: 63)
Demikianlah gambaran orang Mukmin yang berpuasa, senantiasa menyebarkan kelembutan dan keindahan, serta tidak suka berbuat permusuhan, kebencian, keonaran dan kerusakan, di manapun dia berada. Sebagaimana sifat kupu-kupu yang hinggap di sebuah dahan yang tak akan pernah ada yang patah sekecil apa pun dahan yang dihinggapinya...
Kedua, mereka yang senantiasa mendirikan shalat lima waktu dan shalat tahajjud di malam hari sebagai wujud syukur kepada Allah Azza wa Jalla,
وَٱلَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَٰمًا
"Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka."
(QS. Al-Furqan: 64, 73)
Seperti kupu-kupu, di manapun seorang mukmin berada, dia akan selalu melaksanakan perintah Allah Azza wa Jalla, menebarkan kasih sayang, dan menolong orang lain. Sebab, ia menyadari bahwa sesungguhnya dirinya hanyalah seorang hamba yang juga tidak memiliki kemampuan apa-apa tanpa anugerah dari Allah Azza wa Jalla...
Ketiga, orang yang berhasil dalam puasanya, ia akan sangat selektif memilih makanannya dari yang halal dan yang baik-baik saja, layaknya kupu-kupu yang hanya memilih sari madu bunga sebagai makanannya. Orang yang berpuasa dan mukmin sejati, akan senantiasa menjauhkan diri dari yang haram, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, mencuri, menipu, dzalim dan sifat buruk lainnya,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah: 168)
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bermetamorfosis lebih baik kepada ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya...
Wallahua'lam bishawab
0 Komentar